Nasi Shirataki, Menu Diet Sehat yang Bisa Anda Coba
DokterSehat.Com – Bagi Anda yang sedang menjalankan diet, membatasi asupan makanan yang mengandung tinggi kalori adalah sesuatu yang penting. Salah satu makanan yang bisa Anda konsumsi adalah nasi shirataki. Lantas, berapakah kalori nasi shirataki sehingga masuk dalam kategori aman pelaku diet?
Apa Itu Nasi Shirataki?
Sebelum menjelaskan kandungan nasi shirataki, perlu Anda ketahui bahwa saat menjalankan diet, biasanya seseorang akan membatasi asupan makanan yang dikonsumsi. Adapun asupan yang dibatasi tersebut kebanyakan berupa karbohidrat.
Pelaku diet umumnya akan membatasi serta mengurangi karbohidrat sebab kandungan tersebut dianggap sebagai salah satu penyebab menumpuknya lemak dalam tubuh.
Dengan anggapan seperti itu, mereka pun mencoba untuk menghindari nasi putih dan menggantinya dengan beras merah, sebab nasi putih terkenal sebagai makanan pokok yang sangat kaya akan karbohidrat.
Nah, untuk Anda yang tidak suka mengonsumsi beras merah, Anda tidak perlu khawatir. Pasalnya, ada sebuah jenis nasi putih yang diklaim memiliki kandungan karbohidrat nyaris nol persen. Nasi itu adalah nasi shirataki.
Nasi shirataki adalah makanan yang belum cukup populer karena nasi jenis ini biasanya digunakan oleh mereka yang menjalankan diet kalori, karbohidrat, diet mayo atau keto. Karena banyak jenis diet yang cocok dengan nasi shirataki, lantas banyak orang sering berpikir, nasi shirataki terbuat dari apa?
Kandungan Nasi Shirataki
Shirataki terbuat dari akar konnyaku (konjac) yang mengandung 0 kalori, 0 karbohidrat bersih, dan 3 gram serat per porsi. Hal ini menjadikan nasi shirataki pengganti beras putih rendah karbohidrat yang sempurna.
Selain rendah karbohidrat, nasi shirataki juga dikatakan bebas gluten sehingga sangat membantu ketika tubuh Anda memiliki riwayat alergi. Bentuk fisiknya pun tidak begitu beda dengan nasi putih pada umumnya. Hanya saja, Nasi shirataki ini sangat mudah larut sehingga bisa begitu cepat dicerna oleh sistem pencernaan dan memberikan efek kenyang yang cukup lama.
Hebatnya lagi, nasi shirataki ini juga terbilang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes karena kandungan gulanya tidak sebanyak nasi putih. Jadi, jika Anda sedang diet rendah karbohidrat, Anda bisa menggunakan nasi shirataki sebagai solusinya tanpa takut alergi ataupun diabetes.
Mengenal Mi Shirataki
Setelah Anda mengenal apa itu nasi shirataki, kalori nasi shirataki dan beberapa manfaat lainnya, Anda juga perlu olahan lain shirataki yaitu dalam bentuk mi. Seperti halnya nasi, mi shirataki terbuat dari glucomannan, serat yang berasal dari tanaman konjac.
Tidak seperti mi pada umumnya yang banyak mengandung karbohidrat, mi shirataki mengandung karbohidrat yang lebih sedikit dan didominasi oleh serat, sehingga membuat mi shirataki makanan yang sangat rendah kalori. Selain itu, sebagian besar mi shirataki mengandung 97 persen air, 3 persen glucomannan, dan sedikit kapur.
Manfaat Shirataki bagi Kesehatan
1. Menjaga kesehatan usus
Glucomannan merupakan jenis serat larut yang menyerap air untuk membentuk gel. Glucomannan memiliki kemampuan menyerap hingga 50 kali beratnya. Hal ini membuat shirataki bergerak dengan lambat dan membuat Anda kenyang lebih lama.
Selain itu, serat larut juga berfungsi sebagai prebiotik yang berfungsi untuk memelihara bakteri di usus. Di usus besar itulah, bakteri memfermentasi serat menjadi asam lemak rantai pendek, yang dapat melawan peradangan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan memberikan manfaat kesehatan lainnya.
2. Membantu menurunkan berat badan
Kandungan serat pada shirataki bisa menunda pengosongan perut, sehingga Anda tetap kenyang lebih lama dan akhirnya makan lebih sedikit. Selain itu, fermentasi serat menjadi asam lemak rantai pendek dapat merangsang pelepasan hormon usus yang meningkatkan perasaan kenyang.
Bahkan, mengonsumsi glucomannan sebelum mengonsumsi banyak karbohidrat tampaknya mengurangi kadar hormon ghrelin, hormon yang digunakan oleh tubuh untuk mengirim sinyal ke otak untuk meningkatkan nafsu makan pada saat tubuh lapar.
3. Mengurangi kadar gula darah dan tingkat insulin
Glucomannan telah terbukti membantu menurunkan kadar gula darah pada orang dengan diabetes dan resistensi insulin. Kadar gula dan insulin naik secara bertahap karena serat larut menunda pengosongan lambung.
Sebuah penelitian mengungkapkan, orang dengan diabetes tipe 2 yang menggunakan glucomannan selama tiga minggu memiliki pengurangan fruktosamin yang signifikan, yang merupakan penanda kadar gula darah.
4. Menurunkan kolesterol
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa glucomannan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Para peneliti mencatat bahwa glukomanan meningkatkan jumlah kolesterol yang diekskresikan dalam feses sehingga lebih sedikit yang diserap kembali ke aliran darah Anda.
Sebuah penelitian mengungkapkan, glucomannan dapat menurunkan kadar kolesterol LDL sampai 16 mg/dL dan trigliserida hingga 11 mg/dL. Konsumsi shirataki adalah salah satu strategi mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.
5. Mengatasi sembelit
Bagi Anda yang mengalami konstipasi kronis atau masalah buang air besar, sepertinya Anda bisa mengonsumsi shirataki. Glucomannan telah membuktikan pengobatan yang efektif untuk sembelit pada anak-anak dan orang dewasa.
Glucomanan sendiri berfungsi untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik di usus. Dengan begitu, bakteri baik di usus akan lebih banyak yang membuat pergerakan usus menjadi lancar hingga ke pembungan feses. Meski begitu, pada beberapa orang yang mengonsumsi glucomannan pada mi shirataki, menyebabkan perut kembung dan masalah pencernaan lainnya.
Nah, setelah Anda mengetahui gambaran jelas apa itu shirataki beserta manfaatnya, perlu Anda ketahui bahwa seseorang yang sudah memiliki masalah kesehatan seperti gangguan ginjal, diabetes tipe 2, jantung serta tekanan darah tinggi, sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dulu.
Memaksakan untuk menjalankan diet ini dikhawatirkan akan membuat Anda kekurangan nutrisi dan memperparah kondisi yang Anda miliki. Selain itu, glucomannan dapat mengurangi penyerapan obat-obatan tertentu, termasuk beberapa obat diabetes. Oleh karena itulah, minum obat Anda setidaknya satu jam sebelum atau empat jam setelah mengonsumsi shirataki.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.