8 Bahaya Baby Walker bagi Anak dan Cara Melatih Berjalan yang Benar
DokterSehat.Com – Kemampuan bayi yang paling ditunggu adalah bisa berbicara dan berjalan. Berbicara soal bayi berjalan, orang tua biasanya akan menuntun bayi untuk belajar jalan atau bahkan membelikannya baby walker. Alat ini memang bisa membuat bayi terangsang untuk berjalan dengan lebih cepat. Banyak pakar kesehatan menyatakan bahwa terdapat bahaya baby walker bagi tumbuh kembang bayi.
Apa Itu Baby Walker?
Baby walker adalah alat bantu jalan yang dapat digunakan bayi dan balita sebelum ia benar-benar bisa berjalan sendiri.
Baby walker memiliki banyak nama seiring perkembangan zaman, termasuk go-cart, standing stool, baby runners, walking stools, dan trainers. Baby walker sudal lama digunakan untuk melatih bayi berjalan. Selama abad ke-17, diperkirakan bahwa baby walker dapat membantu bayi menjadi tegak, baik secara fisik maupun moral.
Baby walker yang beredar saat ini biasanya terbuat dari plastik keras, yang memiliki roda di bagian bawahnya. Baby walker jenis lain adalah baby walker stasioner, namun alat ini hanya berputar-putar atau tidak bergerak sama sekali. Meskipun sedikit membantu, ternyata baby walker berbahaya.
Baca juga: Perkembangan Bayi 2 Bulan, Apa Saja yang Seharusnya Sudah Bisa Dilakukan?
Bahaya Baby Walker pada Bayi
Jika Bunda bertanya-tanya apakah baby walker berbahaya. Berikut ini penjelasan mengapa bahaya penggunaan baby walker yang harus orang tua waspadai, di antaranya:
1. Menghambat pertumbuhan tulang belakang
Beberapa pakar kesehatan mengatakan jika bahaya baby walker bisa menghambat pertumbuhan tulang belakang pada bayi. Baby walker bahkan dianggap kurang baik karena membuat otot bayi tidak benar-benar bekerja secara optimal untuk berjalan.
2. Menghambat kecerdasan bayi
American Academy of Pediatrics sudah mulai menyarankan penghentian penjualan baby walker.
Akademi ini mengklaim jika baby walker berbahaya karena memberikan pengaruh buruk pada tingkat pertumbuhan kecerdasan dan psikologis pada bayi dengan signifikan. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa bayi yang memakai baby walker justru cenderung membuat pertumbuhan bayi menjadi jauh lebih lambat.
3. Kemampuan berjalan bayi terlambat
Bayi yang tidak memakai baby walker tercatat mampu berjalan pada usia rata-rata 10,7 bulan hingga 11 bulan saja.
Hal yang mengejutkan adalah, bayi yang menggunakan baby walker justru baru akan bisa berjalan pada usia rata-rata 11,7 bulan hingga satu tahun. Secara logika, bayi yang tidak bisa melihat kakinya saat melangkah dengan baby walker ternyata bisa memengaruhi kecepatan kemampuan berjalan karena tidak bisa melihat bagaimana cara melangkah dengan tepat.
4. Risiko jatuh dari tangga
Baby walker bahaya jika digunakan di dekat tangga turun di rumah.
Menurut Komisi Keamanan Produk Konsumen yang berbasis di AS (CPSC), sebagian besar bayi cedera terkait kecelakaan ketika bayi menggunakan baby walker berjalan ke tepi tangga dan jatuh.
5. Kehilangan keseimbangan
Bahaya penggunaan baby walker dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan saat menggunakann alat bantu jalan dan jatuh. Bayi bisa bergerak dengan kecepatan tiga kaki per detik saat menggunakan baby walker. Bergerak dengan kecepatan luar biasa seperti itu sangat berat bagi bayi dan dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan.
6. Berisiko mengalami luka di kepala karena jatuh
Bahaya memakai baby walker ini penting untuk diperhatikan karena dapat menyebabkan cedera ada kepala.
Sangat Ketika bayi kehilangan keseimbangan saat menggunakan baby walker, kepala bayi berisiko terluka karena jatuh. Sebuah penelitian telah menemukan bahwa 82% bayi jatuh dari baby walker menyebabkan cedera pada kepala bayi. Kepala bayi belum kuat karena tulang tengkoraknya yang lembut dan otak yang masih berkembang. Cedera apa pun dapat menyebabkan dampak jangka panjang untuk masa depan bayi.
7. Berisiko kematian karena kecelakaan
Bukan hanya karena jatuh, bahaya memakai baby walker dapat menyebabkan berbagai insiden lainnya.
Para ahli medis menyatakan bahwa bayi yang sedang menggunakan baby walker dapat meraih benda besar seperti rak yang bisa jatuh dan menimpa bayi. Gerak yang mudah juga dapat meningkatkan risiko bayi mudah menyentuh zat beracun, makanan panas, dan juga mencapai tempat-tempat seperti kolam renang atau bak mandi di mana bayi bisa jatuh, dan bahkan tenggelam.
Kecelakaan karena baby walker dapat terjadi bahkan ketika ditemani orang tua. Jadi, Anda para orang tua harus tetap memerhatikan bayi saat bermain, apalagi menggunakan baby walker.
8. Menghambat perkembangan otot
Sangat menarik dan lucu ketika melihat bayi dengan lincah berjalan menggunakan alat bantu jalan, tetapi baby walker bahaya bagi perkembangan otot.
Bahaya memakai baby walker justru dapat menghambat perkembangan semua otot yang bayi butuhkan untuk berjalan dan sendiri.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Alan Greene, baby walker memperkuat kaki bagian bawah tetapi bukan kaki bagian atas dan pinggul, yang sangat penting untuk berjalan, dan memudahkan bayi untuk bergerak melintasi lantai, membuat mereka cenderung mencoba merangkak.
Dr. Emmi Pikler menemukan bahwa bayi yang berkembang secara alami (tidak menggunakan baby walker) lebih kuat, lebih stabil, dan lebih percaya diri dalam menggerakan tubuhnya.
Dengan adanya dampak baby walker ini, orang tua yang memiliki bayi tentu harus mempertimbangkan ulang penggunaan baby walker untuk buah hatinya. Cara tradisional dimana bayi ditatih dengan kedua tangan sepertinya justru akan lebih efektif dan lebih aman bagi buah hati untuk segera melangkahkan kakinya pertama kali.
Nah, sekarang terjawablah pertanyaan Bunda, apakah baby walker berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi
baca juga: 10 Tips Memilih Kereta Bayi demi Keamanan dan Kenyamanan Bayi
1. Biarkan bayi duduk tanpa bantuan
Ajarilah bayi Anda duduk di bangku tanpa dukungan dan bantuan punggungnya. Pastikan orang tua berada di dekat bayi agar tetap aman. Kaki bayi harus bisa menyentuh lantai sehingga ia bisa mendorongnya dengan pinggul dan lutut pada sudut tegak lurus. Begitu dia mencapai posisi ini, mintalah bayi untuk mengambil mainan di lantai dan kemudian duduk di kursi.
Orang tua dapat mencoba menaruh mainan di beberapa tempat untuk meningkatkan jangkauan si kecil. Ini akan melatih otot kaki, bahu, dan punggungnya.
2. Tunjukkan sesuatu yang menarik minat bayi
Hal yang menarik membuat bayi terpacu untuk menggerakkan kepala dan lehernya yang dapat memperkuat otot punggungnya. Selain otot kaki, otot punggung memiliki peran penting untuk membantu bayi berjalan.
Beberapa hal lain yang dapat dilakukan orang tua untuk memperkuat otot punggung bayi adalah membiarkannya berbaring tengkurap. Dengan cara ini bayi bisa belajar bagaimana mengendalikan ototnya, yang memungkinkan si kecil berjalan lebih cepat.
3. Biarkan bayi menjelajah ruangan
Menjelajah adalah salah satu langkah dasar bagi anak untuk mendapatkan mobilitas. Cara ini dapat mendukung bayi ke posisi berdiri dan berpegangan pada suatu benda di sekitarnya, seperti furnitur sambil berjalan menyeret kakinya.
Salah satu benda terbaik bagi bayi untuk menjelajah adalah sofa atau bangku pendek. Biarkanlah bayi memegang sofa dengan satu tangan sementara dia memegang Anda dengan tangan lainnya. Lalu biarkan bayi bergerak bolak-balik di sepanjang sofa untuk berlatih berjalan.
Cara untuk menarik perhatian bayi, cobalah Anda menaruh mainan favorit di ujung sofa, yang berfungsi sebagai motivasi bagi bayi untuk berjalan meraih mainan. Saat melakukn tips ini, orang tuah harus selalu mendampingi si kecil.
4. Menggunakan mainan dorong atau tarik
Bila Bunda ingin menghindari efek baby walker kerena terlanjur memiliki alat ini, cobalah menggunakan mainan lainnya. Mainan yang didorong atau ditarik lebih dari sekadar mainan, yang memainkan peran besar dalam membantu bayi berjalan. Bayi dapat belajar cara berdiri, bergerak, dan menjaga keseimbangan dengan menggunakan mainan tersebut.
Bayi akan terpacu untuk memainkan mainan yang disertai dengan musik dan lampu yang benar-benar menghibur. Berikan setidaknya satu atau dua mainan, dan segera Anda akan melihat bayi segera berdiri sendiri tanpa bantuan, sehingga meningkatkan dapat membangun kepercayaan diri dan kemampuannya untuk berjalan.
5. Biarkan bayi berjalan tanpa alas kaki
Bunda, cobalah lepaskan kaus kaki dan sepatu yang berfungsi sebagai prlindungan pertama bayi terhadap benda-benda dingin dan kasar di lantai. Tetapi jika ingin bayi mulai berjalan cepat, yang terbaik adalah membiarkan kakinya dibiarkan tidak menggunakan kaus kaki.
Kaki bayi yang telanjang bisa meraih atau merasakan permukaan jauh lebih baik, tidak seperti ketika dia mengenakan kaus kaki dan sepatu.
Ketika bayi memakai sepatu, pastikan Bunda memeriksa kakinya untuk melihat apakah ada iritasi. Jika menemukannya, yang terbaik adalah melepaskan sepatu dan mencari alas kaki yang lebih nyaman untuk bayi.
6. Bantu bayi berjalan
Saat bayi mulai berjalan, pastikan Bunda tahu bagaimana cara membantunya. Cobalah berdiri di belakang bayi, pegang kedua tangannnya dan minta bayi Anda berdiri dengan menarik kedua tangan.
Segera setelah bayi mulai melangkah, kakinya secara alami akan mengikuti. Agar cepat berjalan, selalu terapkan tips ini ketika bayi berlatih berjalan sampai bayi tidak lagi membutuhkan bantuan Bunda.
7. Selalu memantau perkembangan bayi di rumah
Tips yang berikut ini adalah hal yang penting untuk dilakukan karena begitu bayi mulai berjalan, bayi akan menjelajah ke tempat-tempat di mana ada furnitur yang berbahaya, sudut tajam, dan benda berbahaya lainnya. Sebisa mungkin, jauhkan bayi Anda dari benda-benda tersebut, dan jika memiliki tangga letakkanlah pintu pembatas atau pagar. Dengan begitu, si kecil tidak akan terluka saat menjelajahi rumah.
Memantau perkembangan anak saat mulai berjalan untuk pertama kalinya adalah momen istimewa yang tidak akan terlupakan. Selain membantu bayi berjalan, penting bahwa rumah harus benar-benar aman untuk menghindari cedera.
_
Itulah bahaya baby walker atau efek baby walker bagi perkembangan bayi. Yuk, mulai sekarang terapkan cara melatih Anak berjalan yang aman, Bunda!
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.