Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kandungan Kentang (Umbi dan Tepung), Lebih Banyak Mana?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

kandungan-dalam-kentang-doktersehat

DokterSehat.Com – Kentang merupakan salah satu bahan pangan yang berasal dari sumber karhobidrat. Anda bisa menikmati kentang dalam bentuk umbi dan tepung. Namun, Anda perlu tahu bahwa kandungan kentang dalam bentuk umbi dan tepung memiliki nilai yang berbeda untuk setiap 100 gram bahan.

Baca terus untuk menemukan kandungan gizi kentang pada kedua bentuk tersebut. Temukan pula beberapa senyawa bermanfaat dan senyawa berbahaya yang ada di dalam kentang.

Mengenal kentang

Kentang adalah tanaman umbi-umbian yang berasal dari Amerika Selatan dan salah satunya terdapat di Peru. Tanaman kentang memiliki nama latin Solanum tuberosum L yang termasuk ke dalam famili Tubiflorae.

Tanaman kentang termasuk tanaman dikotil semusim yang berbentuk semak. Ada beberapa bagian dari tanaman kentang ini, yaitu akar, batang, daun, bunga, umbi, stolon, dan biji. Umbi kentang adalah bagian kentang yang banyak dimanfaatkan terutama sebagai makanan dan juga memiliki beberapa kandungan gizi.

Kandungan kentang dalam bentuk umbi dan tepung

Sebagian besar masyarakat mengonsumsi kentang dalam bentuk umbi yang diolah dengan cara digoreng, direbus, atau dipanggang. Selain itu, umbi kentang juga bisa diproses menjadi tepung dan bisa dimanfaatkan untuk membuat kue atau makanan jenis lainnya.

Adakah perbedaan kandungan gizi kentang baik yang masih dalam bentuk umbi maupun yang telah diproses menjadi tepung? Yuk, simak jawabannya!

1. Kandungan dalam umbi kentang

Nilai kandungan gizi umbi kentang di antaranya adalah 83 kkal energi; 2.00 gram protein; 0.10 gram lemak; 19.10 gram karbohidrat; serat 0,3 gram; 11.00 mg kalsium; 56 mg fosfor; 1.00 mg zat besi; 0.09 mg vitamin B1; 0.03 mg vitamin B2; dan 17 mg vitamin C.

Tahukah Anda jika kandungan vitamin C pada kentang ini bisa bertahan meskipun melalui proses pemanasan? Kandungan vitamin C pada kentang dapat mencegah gejala-gejala penuaan dini. Mulai dari munculnya garis halus hingga keriput.

Selain itu, kandungan vitamin C juga menjadi sumber antioksidan yang memang berperan penting dalam menjaga kulit dari dampak buruk radikal bebas. Dengan begitu, Anda pun bisa terhindar dari berbagai penyakit kanker jika rutin mengonsumsi kentang.

Baca Juga: 5 Resep Olahan Kentang yang Sehat dan Sederhana

2. Kandungan dalam tepung kentang

Nilai kandungan kentang dalam bentuk tepung di antaranya adalah 347 kkal energi; 0.30 gram protein; 0.10 gram lemak; 85.60 gram karbohidrat; 20.00 mg kalsium; 30 mg fosfor; 1.00 mg zat besi; dan 0.04 mg vitamin B.

Kandungan vitamin B yang ada di dalam umbi kentang dan tepung kentang memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dan kecantikan kulit lho. Anda cukup mengoleskan masker dari kentang yang telah diiris tipis mau pun yang telah dihaluskan pada kulit.

Masker kentang memiliki manfaat untuk menjaga kelembapan kulit Anda karena kandungan vitamin B yang ada di dalamnya. Vitamin B berfungsi sebagai moisturizer atau pelembap sehingga kulit Anda pun tidak menjadi kering.

3. Kandungan gizi kentang hitam

Banyak orang yang tidak tahu akan adanya varietas kentang hitam. Kentang hitam ini memiliki kandungan gizi yang berbeda dari varietas kentang secara umum. Nilai kandungan pada beberapa zat gizi juga berbeda.

Nilai kandungan gizi umbi kentang di antaranya adalah 142 kkal energi; 0.90 gram protein; 0.40 gram lemak; 37.70 gram karbohidrat; 34.00 mg kalsium; 75 mg fosfor; 0.02 mg vitamin B; dan 38 mg vitamin C.

 

4. Kandungan beberapa senyawa di dalam kentang

Baik dalam bentuk umbi maupun tepung, ada beberapa senyawa yang ada di dalam kentang. Varietas kentang hitam pun juga memiliki kandungan beberapa senyawa. Ada senyawa yang bermanfaat dan ada pula senyawa yang bersifat toksik bagi tubuh.

Senyawa antioksidan yang ada di dalam kentang adalah fenol. Senyawa ini memiliki aktivitas antioksidan sehingga bisa mencegah berbagai radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.

Ada pula kandungan senyawa kimia glikoalkaloid, yaitu solanin dan chaconine. Kedua senyawa kimia tersebut umumnya tidak memiliki efek samping. Akan tetapi, jika kentang berwarna kehijauan dan bertunas serta rusak maka kadar kedua senyawa tersebut menjadi lebih tinggi.

Apabila kadar kedua senyawa tersebut tinggi maka akan membuat kentang terasa pahit dan beracun. Tanda dari kentang yang beracun ini akan menimbulkan sensasi terbakar di mulut yang diikuti dengan sakit perut, mual, dan muntah.  Selain dari senyawa tersebut, kandungan kentang terdiri dari senyawa kimia fitoalexin dan rishitin.

Sejarah kentang

Kentang yang berasal dari Amerika Selatan ditemukan oleh para penjelajah asal Spanyol. Penjelajah Spanyol tersebut membawa tanaman kentang untuk ditanam di tanah Spanyol. Sejak saat itu, Spanyol juga memperkenalkan tanaman kentang ke beberapa wilayah di Eropa seperti Portugal, Austria, Jerman, Perancis, dan Swiss.

Inggris juga memperkenalkan tanaman kentang ke berbagai wilayah Eropa lainnya hingga ke Asia dan Afrika. Belanda pun juga turut memperkenalkan tanaman kentang ke wilayah Rusia. Tanaman kentang akhirnya sampai di tanah Indonesia tetapi belum diketahui secara pasti negara mana yang memperkenalkan kentang ke masyarakat Indonesia.

Baca Juga: 6 Kreasi Resep Donat Kentang yang Empuk dan Sehat

Jenis-jenis varietas kentang

Kentang tidak hanya terdiri dari satu jenis varietas saja. Ada beberapa jenis varietas kentang berdasarkan warna umbinya. Varietas kentang yang umumnya banyak beredar di pasaran adalah kentang kuning.

Rasa kentang kuning ini adalah yang paling enak, gurih, dan tidak lembek. Mungkin karena hal tersebut, pembudidayaan kentang kuning lebih banyak daripada varietas kentang lainnya. Telah disebutkan sebelumnya jika ada juga varietas kentang hitam.

Selain kedua varietas tersebut, masih ada dua varietas kentang yang lain. Kedua varietas kentang tersebut adalah kentang putih dan kentang merah. Namun, pada keduanya memiliki daging umbi yang lembek dan kurang enak bahkan terasa pahit.

 

Sumber: 

  1. Ir. Setijo Pitojo. 2004. Penangkaran Benih Kentang. Yogyakarta: Kanisius
  2. Ir. Budi Samadi. 2007. Kentang Dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius
  3. Litbang Kementrian Pertanian Indonesia: Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.)
    Klon 395195.7 dan CIP 394613.32 yang Ditanam di Dataran
    Medium Mempunyai Harapan untuk Keripik. 2013. http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/7_Umbi%20kentang_Ali%20Asgar.pdf [diakses pada 7 Februari 2019]
  4. UIN-Malang: Kajian Pustaka (Tanaman Kentang): http://etheses.uin-malang.ac.id/869/6/07620038%20Bab%202.pdf [diakses pada 7 Februari 2019]
  5. UIN-Malang: Kajian Pustaka (Tanaman Kentang). http://etheses.uin-malang.ac.id/2567/6/07620027_Bab_2.pdf [diakses pada 7 Februari 2019]


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.