Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kenali Tanda Stres Pada Anak dan Tips Mengatasinya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Tanda Stres Pada Anak – Stres bukan hanya dialami oleh orang dewasa saja, namun dapat juga menimpa anak. Stres yang dialami anak akan memberikan dampak negatif, seperti menyebabkan penyakit fisik, emosi ataupun mentalnya. Oleh karena itu, sebagai orangtua penting mengenali tanda stres pada anak, serta penyebab dan tips membantu mengatasi stres pada anak.


Penyebab Anak Stres


Selain orang dewasa, anak-anak  juga dapat mengalami stres. Stres pada anak dapat dipicu oleh berbagai hal. Di antaranya adalah seperti berikut:


 Stres bukan hanya dialami oleh orang dewasa saja Kenali Tanda Stres Pada Anak dan Tips Mengatasinya


Kurang Tidur


Anak membutuhkan waktu istirahat yang cukup, terlebih lagi jika ia melakukan aktivitas yang berat saat siang hari atau ketika di sekolah. Pastikan si kecil mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan jangan sampai kurang tidur. Pasalnya, kurang tidur pada anak akan berdampak terhadap moodnya, memorinya, serta kemampuan menilainya. Ketika sudah waktunya istirahat, sebaiknya hindarkan gadget atau jauhkan anak dari televisi.


Aktivitas Setelah Sekolah


Orangtua terkadang tidak menyadari bahwa aktivitas anak di sekolah sudah menguras tenaganya. Namun, karena ingin memberikan yang terbaik buat anaknya, tak jarang orangtua tetap memasukannya kursus atau les setelah sekolah. Hal ini sebenarnya dapat memicu kelelahan pada anak. Kesibukannya setelah jam sekolah membuat si kecil tidak memiliki waktu untuk bermain dan bersantai. Kondisi seperti ini akan berisiko membuat anak stres.


Anda sebaiknya memberikan kesempatan pada anak untuk bersantai. Anda mungkin dapat mengurangi beberapa jadwal kegiatan setelah sekolah. Namun, jika aktivitas tersebut tidak bisa dikurangi, anda dapat bertanya perasaan si kecil terhadap aktivitasnya tersebut. Dengan curhat diharapkan mampu meringankan stres yang anak alami.


Intimidasi


Intimidasi yang dialami anak, baik itu verbal ataupun nonverbal akan berisiko membuat anak tertekan. Anda sebaiknya memberikan dukungan pada anak agar ia merasa lebih percaya diri dalam menjalani hari-hari saat ia berada di lingkungan atau sekolahnya. Untuk memantau kondisi yang dialami oleh anak, anda dapat berkomunikasi dengan gurunya.


Perceraian Orangtua


Bagi anak, ia akan merasa lebih aman saat bersama dengan keluarganya. Namun, saat kedua orangtuanya memutuskan untuk berpisah, hidupnya akan mengalami perubahan besar. Perceraian orangtua dapat membuat anak tertekan dan stres.


Penyakit Kronis


Anak akan mengalami stres jika ia mengalami hal berat seperti misalkan orangtuanya mengalami penyakit serius, atau justru dirinya sendiri yang mengidap penyakit tersebut. Keadaan serius yang dapat membuat anak stres misalkan HIV, obesitas, asma, down syndrome dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Jika anak mengalami kondisi tersebut anak bisa saja terasing dari pergaulannya karena ia harus menjalani pengobatan.


Terpapar Konten Dewasa


Berbagai informasi bisa didapat dengan mudah seiring dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan. Karena seperti itu, bisa saja anak terpapar oleh informasi atau konten orang dewasa seperti misalkan video kekerasan, berita menyeramkan atau video porno. Ini akan berisiko membuat anak tertekan. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya dianjurkan untuk memilih konten yang sesuai dengan anak atau anda bisa mendampinginya.


Tanda Stres Pada Anak


Anak-anak pada umumnya belum dapat mengungkapkan atau memahami apa yang sedang dirasakannya. Bahkan mereka tidak akan menyadari bahwa yang dialaminya merupakan stres. Oleh karena itu, penting mengenali tanda stres pada anak. ( Baca juga : Pola Makan Anak Sehat )


Muncul Prilaku Negatif


Anda harus memperhatikan sikap anak akhir-akhir ini. Perhatikan apakan si kecil menunjukan perubahan perilakunya seperti menjadi mudah marah, sering mengeluh, tersinggung, mudah menangis dan membangkang. Jika seperti itu, mungkin si kecil sedang stres.


Selain itu, anak mungkin akan menjadi sering berbohong sebagai tanda stres pada anak, serta menyalahi aturan di rumah. Seperti misalkan, main hingga larut malam atau tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah yang sudah menjadi tanggung jawabnya.


Sakit


Jika stres yang anak alami cukup serius, anak biasanya akan mengalami gejala pada fisiknya. Si kecil mungkin akan mengalami pusing, sakit kepala, atau sakit perut. Namun saat di bawa ke dokter, anak tidak sedang mengidap suatu penyakit. Dimana gejala-gejala tersebut merupakan reaksi tubuh anak terhadap stres yang dialaminya.


Mudah Merasa Takut


Salah satu tanda stres pada anak yaitu ia tiba-tiba merasa takut. Anak takut gelap, menjadi manja karena takut ditinggal oleh orangtua dan takut saat menghadapi orang asing. Terlebih lagi jika anak anda sebelumnya anak pemberani. Jika sudah seperti ini stres yang dialami oleh anak sudah cukup serius.


Nafsu Makan Anak Berubah


Karena stres anak akan mengalami perubahan pada nafsu makannya. Nafsu makan si kecil bisa naik maupun menurun dengan drastis yang menjadi tanda stres pada anak. Ketika nafsu makan anak menurun, si kecil mungkin akan beralasan ia tidak ingin makan atau makanannya tidak enak. Sedangkan jika nafsu makan si kecil naik, ia akan lebih banyak makan, sering ngemil dan mudah lapar padahal ia sudah makan.


Enggan Bergaul dengan Lingkungan Sekitar


Tanda stres pada anak selanjutnya yaitu enggan bergaul dengan orang di sekitarnya. Ketika anak sedang stres, anak akan lebih senang menyendiri dibandingkan bergabung dengan orang di sekitarnya. Anak akan menghindari interaksi dari teman atau keluarganya. Anda dapat memperhatikan si kecil ketika anda mengajaknya berbicara ataupun bertanya. Apakah si kecil menghindar saat anda mengajaknya berbicara, tidak mau diajak pergi bersama atau sering menghabiskan waktunya sendirian di kamar? Jika seperti itu bisa saja si kecil sedang dilanda stres.


Anak Sulit Tidur


Saat sedang dilanda stres, kita biasanya akan mengalami sulit tidur. Begitu pun dengan anak-anak atau remaja yang sedang mengalami stres. Tidak hanya susah tidur saja sebagai tanda stres pada anak, anak yang sedang stres biasanya akan sering terbangung ketika tengah malam, baik karena tidurnya tidak nyaman atau karena ia mimpi buruk.


Sulit Konsentrasi


Karena beban yang ditanggungnya si kecil mungkin akan merasa kewalahan, akibatnya anak akan sulit berkonsentrasi. Baik saat ia belajar di sekolah  atau bahkan saat mendengarkan perintah dari orangtuanya. Anda harus memperhatikan sikap dan perilaku anak. Jika tatapan anak cenderung kosong atau bahkan lebih sering menunduk, itu tandanya anak sudah tidak konsentrasi lagi terhadap apa yang dilakukannya.


Mengompol


Jika anak sudah berhenti mengompol, namun kebiasaan tersebut tiba-tiba datang lagi bisa saja si kecil sedang stres. Anak yang sedang stres biasanya akan melakukan berbagai kebiasaan yang ia miliki ketika kecil dulu. Selain mengompol, bisa saja anak kembali pada kebiasaan dulu seperti menghisap jari atau tidak mau terlepas dari boneka kesayangannya.


Tips Membantu Anak yang Mengalami Stres


Anak masih belum memiliki pengalaman, serta kapasitas otaknya masih belum optimal. Oleh karena itu, seorang anak tidak memiliki kemampuan dalam mencari solusi dari stres yang dialaminya. Sehingga dengan begitu, dibutuhkan bantuan dari orang dewasa dalam membantu mengatasi kesulitannya sehingga stres yang dialami anak tidak akan berkepanjangan.


Jika anak memang mengalami stres, sebaiknya hindari panik berlebihan karena jika anda panik kemungkinan anda juga akan mengalami stres. Nah, anda dapat melakukan beberapa hal ini untuk membantu meringankan stres pada anak.


Hindari Membuat Tuntutan yang Berlebihan


Setiap orangtua tentu ingin anaknya mencapai yang terbaik. Namun, sebaiknya hindari menetapkan target yang tidak bisa dicapai oleh anak. Hindari pula membandingkan anak anda dengan orang lain dan jangan mengkritiknya. Anda harus menerima kekurangan dan kelebihan anak anda. Jika anak gagal dalam mencapai tuntutan yang diberikan oleh anda, anda harus menerimanya, jangan mengejek atau menghukumnya. Seharusnya anda membantunya agar menjadi lebih baik.


Memperbaiki Pola Asuh


Jika selama ini anda membebaskan anak atau justru otoriter, sebaiknya anda mengubah pola asuh agar ia tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang anda berikan.


Lebih baik jika anda memberikannya aturan yang jelas. Alasan anda memberikan aturan tersebut dan konsekuensi apa yang akan si kecil dapatkan jika peraturan tersebut dilanggar. Ketika anak melakukan hal yang positif, jangan lupa untuk memberikannya pujian. Namun, ketika anak melakukan pelanggaran anda dapat mendisiplinkannya atau memberikannya teguran, serta berikan pula penjelasan mengapa anda memberikannya teguran.


Menciptakan Keluarga yang Harmonis


Hubungan keluarga yang harmonis akan membuat anak merasa lebih nyaman dan betah berada di rumah, serta akan membantu anak agar terhindar dari pergaulan yang tidak baik yang dapat menyebabkan masalah yang akan membuat anak stres. Selain itu, apabila hubungan keluarga harmonis maka pertengkaran atau perceraian dapat dihindari yang dapat membuat anak tertekan.


Buat Kedekatan dengan Anak


Kedekatan antara orangtua dan anak akan membantu anak terbuka pada orangtuanya, serta akan lebih leluasa menceritakan keluh kesahnya pada orangtua. Anak akan lebih mudah menceritakan kejadian yang dialaminya, baik kejadian yang menyenangkan atau kejadian yang tidak menyenangkan, baik ketika di sekolah atau di luar rumah. Sebagai orangtua anda dapat membantu anak untuk memberikannya solusi yang terbaik ataupun mengambil tindakan agar kejadian tidak menyenangkan bisa dihindari oleh anak.


Membentuk Anak yang Mandiri


Anda dapat membantu anak untuk menjadi pribadi yang mandiri.  Latih anak anda dalam membuat keputusan tepat yang dibutuhkan. Contohnya, ketika anak bertanya apakah tindakan yang diambilnya baik atau tidak, anda dapat mengajak anak untuk berdiskusi apa hal baik maupun hal negatif saat anak melakukan tindakan tersebut. Cara ini akan membantu anak mandiri apabila dikemudian hari ia harus mengambil keputusan tanpa adanya bantuan dari orangtua. Anak yang mandiri akan lebih mudah dalam menyelesaikan masalahnnya, serta mengatasi rasa tidak nyamannya sehingga dapat membantu mencegah stres pada anak.


Memberikan Keleluasaan Pada Anak


Anda dapat memberikan keleluasaan pada anak. Seperti misalkan, keleluasaan dalam menentukan kursus atau les yang akan diikutinya. Biarkan anak menyalurkan hobinya sehingga ia tidak akan terkekang dan stres.


Terapkan Pola Hidup yang Sehat


Asupan gizi memiliki pengaruh terhadap stres pada anak. Oleh karena itu, anda dapat menyajikan makanan bergizi untuk anak. Biasakan pula agar anak makan dengan teratur dan tepat waktu. Untuk membantu anak mendapatkan waktu tidur yang cukup, sebaiknya buat jadwal yang baik untuk anak. ( Lihat juga : Dampak Buruk Stres Terhadap Otak )


Risiko Stres Pada Anak


Jika anak anda sudah menunjukan gejala atau tanda stres seperti yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya anda jangan abaikan kondisinya. Stres pada anak apabila dibiarkan akan memberikan dampak negatif jangka panjang. Selain itu, anak akan lebih rentan mengalami gangguan jiwa, misalkan depresi.


Stres akan membuatnya mengalami perubahan pola makan, sehingga akibatnya anak akan berisiko kekurangan gizi atau kelebihan berat badan. Selain itu, dampak lain yang mungkin akan dialami anak yaitu turunnya prestasi di sekolah karena anak tidak bisa berkonsentrasi saat belajar. Untuk membantunya, anda dapat mengajaknya berbicara mengenai tekanan yang sering anak hadapi. Anda harus bisa memahami keadaan anak dan mencari solusi yang terbaik. Namun, jika stresnya tidak kunjung reda anda dapat melakukan konsultasi pada ahli konseling anak & keluarga.


Artikel ini di review oleh Bidan Pevi Revina sTR.Keb




Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.