Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Banjir, Waspadai Penyakit Pencernaan Ini

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

penyakit-banjir-doktersehat
Photo Source: Twitter/EdyGypsum

DokterSehat.Com– Hujan telah semakin sering mengguyur berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya membuat pasokan air menjadi melimpah, tingginya curah hujan di berbagai daerah juga mulai menyebabkan datangnya bencana alam seperti banjir atau tanah longsor. Masalahnya adalah bencana banjir tidak hanya menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat, melainkan juga memicu datangnya berbagai macam penyakit.

Banjir membawa bibit penyakit

Saat banjir melanda, air yang sangat kotor ini tercampur dengan berbagai kotoran dan polusi rumah tangga, pertanian, industri, dan hal-hal lainnya seperti air selokan, kotoran dari manusia dan hewan, bangkai hewan seperti tikus, bahan kimia, logam, minyak, dan lain-lain. Berbagai hal inilah yang bisa menyebabkan datangnya penyakit. Selain itu, air banjir juga memiliki banyak bakteri seperti e.coli, salmonella, shigella, virus hepatitis, serta bakteri penyebab tetanus dan tifus. Jika kita sering terpapar oleh bakteri ini, risiko terkena penyakit pencernaan meningkat.

Penyakit pencernaan yang muncul akibat banjir

Selain masalah kulit, banjir juga bisa menyebabkan penyakit pencernaan yang tentu akan membuat kita kerepotan. Bahkan, meskipun kita sudah mengungsi di tempat lain yang tidak terkena banjir, tetap saja kita rentan untuk terkena masalah kesehatan tersebut.

Berikut adalah beberapa penyakit pencernaan yang bisa muncul akibat banjir

  1. Diare

Diare sangat sering menyerang korban banjir. Pakar kesehatan bahkan menyebut kasus diare saat musim hujan, apalagi di wilayah yang terkena bencana banjir cenderung meningkat drastis. Masalahnya adalah diare bisa membuat korban mengalami dehidrasi parah yang bisa saja berujung pada hilangnya nyawa.

Organisasi Kesehatan Dunia dari PBB, WHO menyebut setiap tahunnya, sekitar 2 juta anak dengan usia kurang dari 5 tahun meninggal akibat diare. Kasus diare di Indonesia ternyata berkontribusi sebanyak 8,5 persen dari total kasus kematian akibat penyakit ini.

Dalam realitanya, anak kecil, bayi, hingga mereka yang mengalami kurang gizi atau sistem kekebalan tubuh yang tidak baik rentan untuk terkena diare. Gejala dari penyakit ini adalah sensasi perut yang nyeri atau kram, bolak-balik ke BAB untuk buang air besar, kotoran yang lunak atau bahkan cair, demam, hingga kotoran yang disertai dengan darah.

  1. Tipes

Tipes atau dalam dunia medis disebut sebagai demam tifoid berbeda dengan penyakit tifus yang kita kenal. Tipes terjadi akibat infeksi pada usus halus yang dipicu oleh bakteri salmonella yang berasal dari kotoran binatang. Bakteri ini berasal dari air atau makanan yang tercemar. Sementara itu, tifus disebabkan oleh bakteri rickettsia.

Gejala dari demam tifoid adalah sakit kepala, mual-mual, demam dalam waktu yang lama, menurunnya nafsu makan, dan diare. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin dan usia. Selain itu, kasusnya juga cenderung meningkat saat musim hujan atau bencana banjir.

Penyakit lain yang bisa menyerang saat banjir melanda

Selain penyakit pencernaan, terdapat penyakit lain yang juga bisa menyerang saat bencana banjir. Penyakit-penyakit ini tidak bisa disepelekan karena bisa saja menyebabkan kematian.

Berikut adalah penyakit-penyakit yang patut untuk diwaspadai tersebut.

  1. Demam berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti. Meskipun bisa menyerang siapa saja, kebanyakan korban dari penyakit ini adalah anak-anak dan bayi.

  1. Leptospirosis

Leptospirosis dipicu oleh bakteri leptospira yang berasal dari tikus. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia lewat kulit saat terpapar air banjir yang kotor. Jika di dalam kulit terdapat luka, maka bakteri pun akan dengan mudah masuk dan menyebabkan penyakit ini.

  1. ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru dengan gejala seperti flu, batuk, demam, nyeri pada dada, dan sesak napas. Penyebabnya bisa berupa virus, bakteri, dan organisme lain.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.