Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Begini Cara Agar Prehipertensi Tidak Menjadi Hipertensi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

inilah-penyebab-darah-tinggi-doktersehat

DokterSehat.Com– Selain hipertensi, ada baiknya kita juga mewaspadai prehipertensi, kondisi saat tekanan darah sistolik sekitar 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 80-89 mmHg. Sebagai informasi, tekanan darah yang normal adalah di bawah angka 120/80 mmHg. Jika sampai kondisi prehipertensi ini dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan hal ini akan berimbas pada datangnya hipertensi yang berbahaya.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya oleh Harvard Health Publishing menghasilkan fakta bahwa mereka yang berada dalam kondisi prehipertensi cenderung memiliki risiko terkena hipertensi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan mereka dengan kondisi tekanan darah yang normal. Hal ini berarti, mereka juga lebih rentan terkena penyakit jantung atau stroke.

Beruntung, pakar kesehatan menyebut mereka yang mengalami kondisi prehipertensi belum tentu akan menderita hipertensi. Hanya saja, hal ini akan terjadi jika mereka mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Jika tidak, maka hipertensi hampir pasti akan menimpa mereka.

Agar tidak sampai mengalami hipertensi. Penderita prehipertensi harus menjaga berat badannya berada dalam kondisi ideal. Berat badan berlebih atau bahkan obesitas ternyata akan mempengaruhi kesehatan pembuluh darah yang akhirnya bisa memicu datangnya hipertensi. Untuk mendapatkan berat badan yang ideal, mau tidak mau penderita prehipertensi harus rajin-rajin melakukan olahraga. Lakukan setidaknya 30 menit per hari atau 150 menit setiap minggunya. Olahraga yang dilakukan juga tidak harus yang sulit. Berjalan kaki, berlari, berenang, atau bersepeda sudah cukup untuk memberikan manfaat sehat ini.

Penderita prehipertensi sebaiknya mulai menurunkan asupan garam setiap hari maksimal 1 sendok teh atau 6 gram setiap hari. Selain lebih cermat saat memasak, mereka juga harus selalu mengecek label makanan untuk mengetahui seberapa banyak kadar natrium, sodium, atau garam di dalamnya. Selain itu, batasi asupan makanan yang kaya akan kandungan lemak seperti gorengan dan makanan cepat saji. Perbanyaklah asupan sayuran, buah-buahan, dan protein rendah lemak seperti daging ikan, tahu, tempe, dan biji-bijian.

Penderita prehipertensi juga sebaiknya menghindari rokok dan minuman beralkohol. Selain itu, mereka juga harus lebih rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Jika perlu, lakukan pemeriksaan ini di rumah sehingga bisa selalu mengontrolnya tetap dalam kondisi normal.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.